Kamis, 12 Juli 2012

Al-Qur'an Tentang Penciptaan Alam Raya

Berbicara tentang penciptaan alam raya, mungkin pikiran sebagian banyak pihak yang berilmu akan langsung terhubung dengan teori Big Bang atau Dentuman Besar. Sesuai dengan namanya, teori tersebut berkesimpulan bahwa alam semesta ini terbentuk karena adanya dentuman besar yang menjadi cikal bakal universe pada masa kini.





Didalam Al-Qur'an, penciptaan alam raya ini diawali dari ketidak adaan. Firman berikut yang mengungkapkan penciptaan alam semesta ini dari ketiadaan.

Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan seagala sesuatu dan dia mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-An'aam, 6:101)

Aspek lain yang tak kalah pentingnya diungkapkan dalam Al-Qur'an empat belas abad yang lalu sebelum penemuan modern Big Bang dan temuan-temuan yang berkaitan dengannya adalah bahwa ketika diciptakan, alam semesta menempati volume yang sangat kecil :

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit  dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air  Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al-Anbiya', 21:30)

Arti dari ayat diatas mengandung pilihan kata yang sangat penting dalam bahasa aslinya, bahasa Arab. Kata ratk diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" yang berarti "bercampur, bersatu" dalam kamus bahasa Arab. Kata tersebut digunakan untuk merujuk dua zat berbeda yang menjadi satu. Frasa "Kami pisahkan" diterjemahkan dari kata kerja bahasa Arab, fatk yang bermakna sesuatu terjadi dengan memisahkan atau menghancurkan struktur ratk. Tumbuhnya biji dari tanah merupaka salah satu tindakan yang menggunakan kata kerja ini.

Dalam ayat tersebut, langit dan bumi awalnya berstatus ratk. Mereka dipisahkan (fatk) dengan satu muncul dari yang lainnya. Menariknya, para ahli kosmologi berbicara tentang "telur kosmik" yang mengandung semua materi di alam semesta sebelum Big Bang. Dengan kata lain, semua langit dan bumi terkandung dalam telur ini dalam kondisi ratk. Telur kosmik ini meledak dengan dahsyat menyebabkan materinya menjadi fatk dan dalam proses itu terciptalah struktur keseluruhan alam semesta.

Kebenaran lain yang terungkap dalam Al-Qur'an adalah pengembangan jagat raya yang ditemukan pada akhir tahun 1920-an. Penemuan Hubble tentang pergeseran merah dalam spektrum cahaya bintang diungkapkan dalam Al-Qur'an sebagai berikut :


Dan langit itu Kami bangun  dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (QS. Adz-Dzariyat, 51:47)

Singkatnya, temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebenaran yang dinyatakan dalam Al-Qur'an dan bukan dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan bahwa semua itu "kebetulan", namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan dari pihak Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita.

Yahya, Harun. 2003. "Penciptaan Alam Raya". Bandung : Dzikra hal 19-21